Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Nikahan Tetangga Seberang Rumah Bagian 3 : Pelaksanaan Acara Di Hari Rabu

Rabu pagi aku bangun seperti biasanya, meski ibu sudah beberapa kali membangunkanku. Agar segera mandi dan mengenakan pakaian, untuk menghadiri acara tetangga di seberang rumah. Setelah para pelajar lewat semua, pergi ke sekolah mereka masing-masing untuk menuntun ilmu. Begitu juga dengan Basir dan adek, yang telah berangkat dari tadi. Barulah aku siap berangkat ke acara itu, pastinya telah mandi dan mengganti pakaian. Meskipun ndak memakai pakai baru, aku memilih baju batik berwarna cokelat lengan panjang dan celana jins hitam. Saat ingin menyeberangi jalan, aku melihat dua petugas memakai seragam hijau dan rompi orange. Selain itu dua buah rambu, berwarna orange dan sedikit garis putih di tengah jalan. Merupakan rambu, agar para pengendara memelankan laju kendaraannya. Karena akan ada, acara pernikahan di pinggir jalan raya ini. Setelah sampai di serobong tempat acara pernikahan ini. Aku memperhatikan sekeliling, rupanya kursi dan meja tamu sudah tersusun rapi. Terutam

Nikahan Tetangga Seberang Rumah Bagian 2 : Hari-hari Menjelang Acara

Padahal kami diberi pesan, kalau setiap hari setelah rapat dan sebelum hari acara pernikahan. Kami semua diharapkan bisa datang, untuk bantu-bantu mempersiapkan penyelenggaraan. Tapi karena ada yang harus ku selesaikan, maka hari Senin aku ndak datang sama sekali. --//Malam Selasa//-- Aku dan Basir di malam Selasa inilah, kami berangkat ke rumah tetangga yang akan diadakan acara pernikahan. Mungkin saja, ada sesuatu yang bisa kami lakukan, dari pada diam tanpa melakukan apapun. Sesampai di halaman rumah ini, aku melihat kalau serobong telah berdiri. Meski belum selesai, terlihat dari orang-orang yang sedang sibuk memasang serobong. Aku dan Basir bingung, karena kami harus melakukan apa di sini. Sebab kami memang, belum pernah memasang serobong sebelumnya. Melihat seseorang sedang memasang panggung, tempat kursi pengantin nantinya. Dia terlihat agak kewalahan, menyusun papan sebagai lantai panggung sendirian. Panggung ini, memiliki rangka yang terbuat dari besi dan dap

Nikahan Tetangga Seberang Rumah Bagian 1 : Diundang Ke Acara

Jumat sore itu, Basir ingin membeli sesuatu untuk motornya. Dia akan membeli di toko, penjualan spareparts motor langganannya. Dia juga mengajak, merasa ndak ada kerjaan yang ku lakukan saat ini. Tentu saja aku ndak menolaknya ajakannya itu. Saat ingin menyeberangi jalan, rupanya kendaraan lumayan ramai. Jadi, harus menunggu untuk mendapatkan kesempatan menyeberang. Agar jalur kendaraan motor kami benar mengarah ke arah tujuan kami. Tapi, karena tempat kami menunggu saat ini bagian tepi aspal lebih tinggi. Cuaca juga kurang mendukung, meski gerimis yang sedikit membasahi aspal. Akan membuat tepi aspal ini licin, jadi ada rasa khawatir bila ban sepeda motor ini terpleset. Untuk cari aman Basir menggunakan jalan yang sebenarnya salah. Jalan di pinggir aspal, merupakan jalan setapak yang masih dari tanah. Jalan ini biasa digunakan oleh pejalan kaki, terutama anak pelajar yang menuju ke sekolahnya. Hal ini Basir lakukan, untuk menuju ke tempat di mana tepi aspal dan permukaan

Mencari Buah Kelapa Dan Asam Di Kebun Milik Paman

Sebenarnya, belum selesai aku mengerjakan ketikan yang diberikan oleh Basir. Tapi, aku malah diajak untuk menyusul mereka berdua yang sudah duluan ke kebun milik paman. Bisa Baca Juga Tentang: Membantu Adek Mengerjakan Tugas Sekolahnya Kebun itu, memang berada di daerah yang dekat dengan persawahan. Kebun milik paman pun bergandengan dengan sawah miliknya juga. Paman memang memiliki kebun dan sawah, tetapi paman ndak merawatnya. Karena paman bersama keluarganya tinggal di kota. Sedangkan sawah milik paman disewakan kepada orang sini, sekaligus kebun yang juga dirawat oleh penyewa sawah tadi. Kebun yang telah berisi pohon kelapa dan asam itu, tentu kami diperbolehkan untuk memetik buah dari pohon-pohon itu bila ingin. Jadi, hanya kami yang mengambil buah dari kebun milik paman meski ndak terlalu sering. Kadang buah kelapa dan asam itu banyak berguguran membusuk di atas tanah, karena ndak ada orang yang mau memanennya. Kalau dari paman sendiri, kami sudah meminta iz