Langsung ke konten utama

Nikahan Tetangga Seberang Rumah Bagian 1 : Diundang Ke Acara

Diundang Ke Acara

Jumat sore itu, Basir ingin membeli sesuatu untuk motornya. Dia akan membeli di toko, penjualan spareparts motor langganannya. Dia juga mengajak, merasa ndak ada kerjaan yang ku lakukan saat ini. Tentu saja aku ndak menolaknya ajakannya itu.

Saat ingin menyeberangi jalan, rupanya kendaraan lumayan ramai. Jadi, harus menunggu untuk mendapatkan kesempatan menyeberang. Agar jalur kendaraan motor kami benar mengarah ke arah tujuan kami.

Tapi, karena tempat kami menunggu saat ini bagian tepi aspal lebih tinggi. Cuaca juga kurang mendukung, meski gerimis yang sedikit membasahi aspal. Akan membuat tepi aspal ini licin, jadi ada rasa khawatir bila ban sepeda motor ini terpleset.

Untuk cari aman Basir menggunakan jalan yang sebenarnya salah. Jalan di pinggir aspal, merupakan jalan setapak yang masih dari tanah. Jalan ini biasa digunakan oleh pejalan kaki, terutama anak pelajar yang menuju ke sekolahnya.

Hal ini Basir lakukan, untuk menuju ke tempat di mana tepi aspal dan permukaan tanah sama datarnya. Tapi karena waktu itu sudah sore, selain itu rintik gerimis sehingga ndak ada orang yang menggunakan jalanan ini.

Saat kami melalui jalanan setapak ini, ada seorang Bapak-bapak dari seberang jalan raya memanggil kami. Bapak itu melambaikan tangannya memanggil dan sedikit berteriak. Agar kami segera menghentikan sepeda motor yang berjalan pelan ini.

Mungkin karena ndak menyadari itu, fokus terhadap jalan setapak Basir ndak menghiraukan panggilan tadi. Sedangkan aku berusaha menepuk-nepuk pundaknya agar menyuruhnya segera berhenti.

Motor Basir berhenti pas, di seberang Bapak yang memanggil tadi. Bapak itu menyeberangi jalan raya, menghampiri kami berdua yang masih berada duduk di atas motor Basir.

Aku ndak terlalu merasa tegang, karena ndak hanya kali ini saja kami dipanggil seperti ini. Meski ada sedikit rasa khawatir di dalam hati karena dipanggil secara tiba-tiba.

Ndak taunya Bapak ini mengundang kami dalam acara pernikahan anaknya. Bapak ini merupakan tetangga di seberang rumah kami. Ia ingin datang ke rumah untuk mengundang Bapak kami juga.

Kami di suruh datang mulai malam Minggu, di malam itu adalah persiapan rapat pembagian tugas demi berjalannya acara. Sedangkan acara pernikahannya akan berlangsung pada hari Rabu nanti. Kami diundang siapa tau dapat membantu-bantu, selama proses acara itu.

Setelah kami berbincang-bincang dan telah menerima undangan pernikahan. Kami berdua pun berpamitan dengan Bapak itu, dan melanjutkan perjalanan menuju ke toko penjual spareparts.

Ndak menyadari sudah hampir sampai di toko penjual spareparts motor langganan Basir. Mungkin karena aku asik dengan khayalanku sendiri selama di perjalanan. Entah apa saja yang ku khayalkan, tau-taunya Basir sudah memberhentikan laju motornya.

Menyadari kenapa Basir berhenti di tengah jalan, rupanya kami sedang terjebak oleh kemacetan. Terlihat kalau ndak hanya kami saja yang berhenti di tengah jalan, beberapa pengendara lainnya juga ikut berhenti.

Aku dan Basir ndak mengetahui apa penyebab dan seberapa panjang kemacetan ini. Karena pandangan kami terhalangi, oleh bak kayu dari mobil truk yang ada di depan kami.

Akhirnya bisa juga Basir melewati dan menyeberangi jalan selepas dari kemacetan tadi. Memang juga karena tempat penjual spareparts itu berada di seberang jalan.

Sampai di toko spareparts, barulah terlihat kejadian ramai yang mungkin menyebabkan kemacetan tadi. Sebuah menara yang tinggi dan besar berada di atas truk yang sedang mendom. Terlihat orang beramai-ramai berusaha melepaskan menara besar itu, dari bak mobil truk yang terangkat ke atas itu.

Aku bahkan menyuruh Basir untuk memfotonya, karena Hp-nya memiliki kamera yang lebih bagus dari pada Hp-ku. Saat Basir memfoto kejadian itu, banyak orang yang lewat lalu-lalang. Mereka juga mengarah pandangannya, ke tempat kejadian yang berada di seberang jalan itu.

Saat memfoto, Basir juga menegur cewek yang berboncengan saat itu mereka tepat berhenti di depan kami. Karena mereka melindungi kameranya untuk memfoto kejadian itu Mungkin kamera Hp Basir mengarah ke situ juga, membuat cewek itu sedikit GR.

Memfoto Temannya Dijalan

Tapi ndak taunya mereka adalah teman satu sekolahnya Basir. Meski aku ndak memastikan itu tetapi mungkin saja kenalan Basir. Pada akhirnya, mereka saling tegur-menegur.

Basir kali ini sedang membeli spareparts untuk motornya di toko ini. Sedangkan aku dan orang-orang di sekitar toko, malah terpana melihat kejadian itu.

Apalagi saat menara tinggi terbuat dari besi itu, telah terlepas dari truk yang sudah menurunkan bak-nya. Dengan bantuan warga sekitar, bergotong-royong mengangkat tiang besar itu secara beramai-ramai.

Menara itu pun bisa dipindahkan ke tempat yang lebih aman, dengan bergotong-royongnya warga. Mereka mengangkat dari ujung depan, sampai ke ujung belakang menara itu.

Sehabis dia membeli barang yang di inginkan, Basir menyempatkan untuk melihat lagi kejadian itu. Namun sebentar ndak lama dia melihat, meski sudah beberapa kali dia mengatakan kekagumannya melihat gotong-royong itu.

Mungkin karena dia ingin, segera memasang spareparts yang baru dia beli ke motornya. Keramaian itu belum selesai, Basir sudah menarik gas motor berangkat pulang menuju rumah.

Sesampai di rumah, ndak taunya ada Bapak yang mengundang kami tadi. Ia berbincang bersama kedua orang tua ku, entah di mulai dari mana obrolan mereka tadi.

Yang pastinya saat aku sudah duduk-duduk di sini, aku mendengarkan obrolan yang sedang ramai-ramainya saat ini. Setelah selesai dengan obrolan itu, aku pun ndak ketinggalan juga untuk menceritakan, kejadian barusan yang ku lihat.

--//Malam Minggu//--

Karena kami waktu itu, juga diundang untuk mulai datang pada malam Minggu ini. Kebanyakan remaja pada malam Minggu, jalan sambil berboncengan ke sana kemari entah ke mana-mana. Tapi aku bersama Basir justru, ke tempat tetangga.

Memang sih pada setiap malam Minggu, aku hanya mengurung diri di rumah saja. Karena bingung juga mau pergi ke mana, terutama dengan siapa?.

Diundang oleh tetangga seberang rumah, jadi kami hanya tinggal menyeberangi jalan raya saja. Dan langsung mengunjungi rumah, yang akan diadakan acara pernikahan ini.

Selain kami, beberapa teman juga ikut diundang, terutama anak muda sekitar yang merupakan tetangga kami juga. Kemungkinan mereka sama nasibnya, tapi di antara mereka juga sudah ada yang menikah.

Kami berdua langsung menghampiri, beberapa orang yang sedang ngumpul dan asik ngobrol. Kami juga ikut mengobrol, meski pada awalnya hanya diam-diam saja. Karena ndak tau apa yang mereka bahas, tapi akhirnya ada juga yang mengajak ngobrol.

Obrolan kami selesai sampai ketika tuan rumah, menyuruh kami semua untuk naik masuk ke dalam rumah. Kami yang merasa dipanggil, naik dan masuk ke dalam rumah, melalui anak tangga yang ndak terlalu tinggi ini.

Ketika kami sudah masuk ke dalam rumah, sudah ada bapak-bapak yang ngobrol. Obrolan mereka mulai dari hal yang heboh saat ini, sampai hal yang misterius dan mistis.

Kami pun ikut duduk bersila dengan posisi agak merapat dengan dinding rumah. Sehingga saling melihat semua wajah dan ndak ada yang saling memunggungi. Sedangkan di bagian tengah rumah, ada ruang kosong yang cukup luas

Bapak-bapak di ruangan ini ngobrol yang disampaikan seperti cerita, sambil disisipi dengan candaan. Sedangkan anak mudanya seperti aku dan Basir, kadang ikut tertawa dan fokus mendengarkan cerita itu. Tapi dari kami, ndak ada yang mau bersedia untuk ikut bercerita.

Ndak lupa juga, kami semua di sini diberi air gelas kemasan dan disuguhi secangkir teh. Air teh yang masih panas, cocok untuk menemani malam yang mulai dingin ini.

Belum lama selesai mendengarkan cerita, yang menurutku lumayan menyeramkan. Kami sudah disediakan mangkuk berisikan kuah sup, dan campurannya. Campuran itu untuk sup seperti nasi, kecap, sambal dan jeruk nipis.

Tentu semua itu, bisa kami tambahkan ke mangkuk sup kami sesuai dengan selera. Ada teman dan beberapa orang, juga ikut membantu untuk membawakan itu semua dari dapur.

Mereka cukup mengangkat nampan, yang terisi penuh dengan mangkuk berisikan kuah sup dan campurannya tadi. Dari depan pintu dapur dan memberikan mangkuk berisi kuah sup tadi, ke salah satu orang. Kebetulan juga, Basirlah yang menerimanya mangkuk sup itu.

Jadi kami hanya tinggal menggeserkan mangkuk, dari satu orang dan di sambut oleh orang lainnya. Akan berhenti bila semua orang, telah mendapatkan bagiannya sama rata.

Saat makan ada yang sambil bercerita, ada yang makan dengan diam menikmati kuah sup. Tapi ada juga, yang cepat selesai dengan menyantap lahap kuah supnya. Sedangkan aku yang termasuk lambat, sebenarnya bukan untuk menikmati supnya.

Meski sup gratis ini juga sebenarnya memang terasa enak juga. Cuman ada rasa malu, kalau terlalu lahap menghabiskan sup ku ini. Ndak taunya yang lain sudah hampir habis, menyelesaikan sup mereka masing-masing. Bahkan Basir yang tadinya, menambah kuah sup dan nasi pun juga sudah hampir selesai.

Sup ku yang masih ada separuh mangkuk lagi, sayang rasanya kalau sup ini ndak dihabiskan. Dengan menambahkan sedikit kecepatan makan ku, bisa juga menyusul untuk menghabiskannya.

Selesai kami makan, piring-piring kotor ini di susun dan menggesernya ke agak sedikit ke tengah ruangan. Karena di situ ada seorang ibu-ibu, di tengah-tengah pada bagian ruang kosong. Ia menyimpun semua bekas makan kami untuk dibawa ke dalam dapur lagi.

Tumpukan mangkuk sudah ndak ada di depan kami, langsung dilanjutkan menyusun daftar nama. Penyusunan daftar nama dipimpin oleh seorang bapak-bapak, yang ditunjuk oleh tuan rumah. Sedangkan tuan rumah juga ikut menyarankan nama-nama, yang akan mendapatkan tugas di acara nanti.

Nama kami ditulis dan diumumkan agar tau tugas masing-masing. Kami ndak ada yang keberatan, dengan tugas yang diberikan. Remaja seperti aku, Basir dan teman-teman sebaya kami, kena bagian bersih-bersih. Lebih tepatnya membawakan piring kotor, dari meja tamu ke tempat pencucian piring.

Selesai diumumkan kami semua di sini kembali ngobrol, ada juga yang keluar deluan sehabis makan. Basir juga sudah pernah keluar, namun dia kembali lagi ke sini. Aku rasanya ingin segera keluar juga, karena merasa perut kekenyangan dan banyak minum.

Aku beranjak dari tempat ku duduk dengan jalan membungkuk dan menurunkan tangan kanan. Ini sebagai tanda permisi lewat, terhadap orang-orang yang ku lalui di hadapan mereka.

Setelah keluar dari rumah ini, segera aku pergi ke WC rumah sendiri. Karena ada rasa ndak enak, bila harus meminjam WC di rumah orang lain. Jarak rumah ku juga dekat, hanya tinggal menyeberangi jalan raya saja.

Rasa lega di perut ketika sudah keluar dari WC, ndak taunya Basir juga sudah ada di rumah. Dia mengatakan kalau rapat tadi sudah selesai, padahal aku sebelumnya berniat ke sana. Sebab saat aku pergi meninggalkan rapat tadi, rapat itu masih berlangsung.

Selanjutnya
Hari-hari Menjelang Acara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kostum Busana Unik Karnaval 17 Agustus Di Babulu

Kostum dan busana unik dalam Karnaval, biasa digunakan oleh setiap peserta Karnaval memang bermacam-macam. Mulai dari kostum busana keren sampai aneh sekalipun dapat dilihat dalam acara Karnaval. Bisa baca juga: Berbagai Acara Rayakan 17 Agustus Di Babulu Acara Karnaval di Babulu untuk memperingati 17 Agustus juga sangat meriah. Banyak peserta antusias untuk mengikuti Karnaval. Para peserta Karnaval menggunakan berbagai kostum busana unik. Mereka menggunakan kostum dan busana dalam Karnaval banyak mengambil berbagai tema, mulai dari tradisional sampai fantasi. Tetapi para peserta tetap akan menggunakan tema berhubungan dengan 17 Agustus tahun ini, Meskipun ada juga beberapa peserta Karnaval yang sedikit keluar dari tema 17 Agustus. Tetapi yang penting Karnaval dapat berjalan dengan lancar dan menampilkan berbagai kostum busana unik. Para peserta Karnaval menggunakan kostum busana unik, ada yang langsung ke tempat peminjaman busana, ada juga menggunakan kostum busana unik

10 Kostum Busana Unik Karnaval 17 Agustus

Menampilkan Kostum dan Busana unik , oleh peserta dalam memeriahkan Karnaval 17 Agustus. Berbagai kostum maupun busana unik, ditampilkan oleh warga Babulu yang mengikuti Karnaval. Mulai dari yang mewah, meriah, mencolok, sampai sederhana tetapi tetap terlihat unik. Acara Karnaval dalam rangka memperingati 17 Agustus, berlangsung sangat meriah. Terlihat banyaknya peserta yang antusias, mengikuti Karnaval dengan menggunakan kostum busana unik mereka. Entah itu kostum atau busana yang mereka buat sendiri dengan kreativitas. Ataupun menyewa kostum dan busana yang menurut mereka unik, untuk di tampilkan di sepanjang jalan raya Babulu. Warga Babulu juga sangat antusias, untuk melihat para peserta dan meramaikan Karnaval. Banyak tema yang digunakan oleh Peserta Karnaval, dalam Kostum dan Busana unik yang mereka kenakan. Mulai dari tema tradisional sampai fantasi, bahkan ada yang menggunakan tema bebas. Bebas menampilkan kreativitas dalam memilih kostum dan busana unik mereka. Beri

Video "Lamaran Si Ma'ul" Cerita Lucu Pendek Durasi 5 Menit

Berikut cerita lucu, video Lamaran Si Ma’ul Ingin berencana melamar pekerjaan, Ma’ul membawa semua persyaratan yang dibutuhkan. Dimulai dengan mengetok pintu, entah kenapa dia mengurungkan niatnya, mungkin karena ragu. Akhirnya Ma’ul, memutuskan untuk ndak jadi mengetok pintu dan pergi. Memperhatikan sekelilingnya, ndak taunya dia berada di tempat sepi. Ma’ul pergi berjalan tanpa arah dan tujuan, sambil terus melamun. Di sepanjang perjalanan di awali dengan lompatan aneh, kaget menginjak ranting, hampir jatuh terpeleset dan menghindari orang, yang hampir menabraknya. Baru Ma’ul sadari dan kaget, ketika dia berhenti di sebuah kuburan. Ketika Ma’ul berjalan sampai di perkebunan sawit, dia langsung menyapa seseorang yang sedang membersihkan pohon kelapa sawit. Tapi, orang itu ndak mengenali Ma’ul, sebenarnya begitu juga dengan Ma’ul. Mengetahui niat dan maksud Ma’ul, pengurus kebun pun memberikan berbagai pertanyaan. Ma’ul bisa menjawab, semua pertanyaan itu dengan enteng. S