Langsung ke konten utama

Mencari Buah Kelapa Dan Asam Di Kebun Milik Paman

Mengambil buah di kebun milik paman

Sebenarnya, belum selesai aku mengerjakan ketikan yang diberikan oleh Basir. Tapi, aku malah diajak untuk menyusul mereka berdua yang sudah duluan ke kebun milik paman.

Bisa Baca Juga Tentang:
Membantu Adek Mengerjakan Tugas Sekolahnya

Kebun itu, memang berada di daerah yang dekat dengan persawahan. Kebun milik paman pun bergandengan dengan sawah miliknya juga. Paman memang memiliki kebun dan sawah, tetapi paman ndak merawatnya. Karena paman bersama keluarganya tinggal di kota.

Sedangkan sawah milik paman disewakan kepada orang sini, sekaligus kebun yang juga dirawat oleh penyewa sawah tadi. Kebun yang telah berisi pohon kelapa dan asam itu, tentu kami diperbolehkan untuk memetik buah dari pohon-pohon itu bila ingin.

kebun dekat sawah milik paman

Jadi, hanya kami yang mengambil buah dari kebun milik paman meski ndak terlalu sering. Kadang buah kelapa dan asam itu banyak berguguran membusuk di atas tanah, karena ndak ada orang yang mau memanennya. Kalau dari paman sendiri, kami sudah meminta izin untuk mengambil buah hasil kebun ketika paman berkunjung ke rumah kami.

Sedangkan dari penyewa sawah tadi, malah menyuruh kami untuk mengambil hasil panen dari kebun itu. Memang mereka hanya menyewa sawah saja dan ndak berniat untuk mengambil hasil panen dari kebun. Meski mereka yang merawat, seperti sekedar menyemprot rumput agar hama ndak lari ke padi miliknya.

Mengingat itu, aku yang dari tadi hanya santai untuk istirahat dari kesibukan yang dibuat oleh Basir, karena harus mengetikkan tugas yang ia miliki. Dari pada hanya istirahat dan tanpa ada tujuan apapun yang akan dilakukan. Lebih baik rasanya, aku bergegas menyusul mereka berdua menuju kebun milik paman.

Menggunakan sepeda motor dua tak, berasap dan bersuara nyaring milikku ini untuk menyusul mereka berdua. Melalui jalan raya sampai di persimpangan, aku belok ke arah jalan menuju persawahan. Di jalur simpang yang kulalui ini, jalannya agak sedikit menurun.

Di samping jalan ini yang masih di persimpangan tadi, ada tempat pangkalan ojek. Meski kadang sudah agak jarang juga, tukang ojek mangkal ramai di situ. Setelah melewati jalanan yang menurun, belum tenang karena akan disambut oleh jalan aspal yang berlobang.

Lalu akan melalui jembatan yang terbuat dari kayu ulin, yang dapat dilalui kendaraan roda empat. Meski saat melewati jembatan ini, akan ada suara dan guncangan dari jembatan kalau menggunakan kendaraan.

Barulah akan kembali disambut oleh jalan aspal yang berlobang lagi. Walaupun berlobang, dengan sedikit kelincahan bisa menghindari lobang-lobang itu. Kadang kalau aku sedikit saja lengah akan menginjak lobang juga. Makanya, laju motorku berjalan pelan dan santai menghindari lobang.

Pada sisi kiriku saat ini, terlihat hamparan sawah yang begitu luas. Beberapa puluh meter di depan, hamparan sawah ini ndak akan terlihat lagi. Karena terlindungi oleh rumah-rumah, pepohonan dan semak belukar. Hingga melewati jalanan yang agak sedikit menikung ke kiri.

Setelah beberapa ratus meter melewati jalan yang agak menikung tadi. Maka, aku sampailah di jalan masuk menuju kebun milik paman. Harus menyeberangi parit pas di pinggir jalan melewati jembatan kecil. Jembatan ini hanya dapat dilalui dengan kendaraan roda dua saja.

Barulah motorku bisa masuk ke jalan menuju kebun milik paman, tapi kali ini jalanannya dari tanah. Kadang saat lewat jalanan ini akan menginjak jalan yang berlumpur beberapa kali. Membuat ban motorku sedikit amblas saat berusaha melaluinya. Kebetulan juga jalanan ini tepat berada di tengah perkebunan jagung.

Kebun jagung

Pas di ujung jalan pada perkebunan jagung ini akan ada parit lagi. Sebelum parit yang tepat berada di pinggir perkebunan jagung itu. Sudah terlihat kendaraan sepeda motor Basir dan sepeda Ontel milik adek terparkir. Karena di seberang parit sudah ndak dapat dilalui dengan kendaraan lagi, ndak ada jembatan yang dapat dilalui.

Tepat di seberang parit itu juga adalah kebun milik paman. Sesampai di tempat tujuan, aku parkirkan sepeda motorku ini. Di tempat yang sama dengan mereka berdua memarkirkan motor dan sepedanya.

Menyadari Basir mempersiapkan jolokan

Aku yang telah menyadari keberadaan mereka berdua, langsung saja menghampiri mereka. Terlihat Basir sedang sibuk mempersiapkan tongkat dari kayu yang cukup panjang. Nantinya tongkat itu akan digunakan untuk jolokan mengambil asam.

Melihat banyak buah kelapa yang dapat di petik, adek tergiur ingin meminum dan memakan buah kelapa muda. Maka dari itu, dia berusaha mencoba untuk memanjat sendiri pohon kelapa itu.

Meski dia sadar, kalau dia ndak pandai dalam memanjat tetapi dia mencoba untuk memetik sebiji buah kelapa untuk dia nikmati. Tapi pada akhirnya hanya mendapatkan hasil yang nihil, dia ndak dapat memetik sebiji pun buah kelapa itu.

Melihat adek masih kurang pandai memanjat pohon kelapa, kali ini Basirlah yang turun tangan. Tentu saja ndak sebuah dua buah saja dia jatuhkan kelapa itu dari pohonnya. Ndak tanggung-tanggung beberapa buah kelapa pun berhasil Basir jatuhkan. Dari hasil panjatan Basir tadi, bahkan beberapa buah kelapa itu bisa kami bawa pulang.

Basir memanjat pohon kelapa

Beberapa buah kelapa hasil panjatan Basir

Basir mengupas bagian ujung buah kelapa dan melubanginya agar air dapat keluar dan di minum. Kami bergantian meminum dari kelapa yang Basir kupas tadi. Agar ndak boros dan sekaligus ndak repot untuk mengupas kelapa lagi. Sebab air dari kelapa ini lumayan banyak juga isinya cukup untuk kami bertiga.

Kadang kalau mengupas terlalu banyak buah kelapa, ndak sanggup untuk menghabiskan airnya. Kelapa yang sudah dikupas masih berisi air ditinggal begitu saja. Atau malah disiramkan ke kepala yang katanya untuk menyuburkan rambut. Mungkin juga tujuannya agar sekaligus merasa segar dari rasa panas di siang bolong.

Mengetahui air kelapa telah benar-benar habis, dengan mengarahkan lubang kupasan kelapa tadi ke bawah. Sudah ndak ada air yang mengucur dari dalam kelapa, berarti buah kelapa ini sudah kosong dari airnya.

Mencoba untuk membelah buah kelapa

Kali ini kami mencoba untuk membelahnya,kalau beruntung maka akan mendapatkan daging buah kelapa yang masih muda. Sebenarnya mudah mengetahui isi daging buah kelapa, hanya dengan cara melihat pada bagian lubang dari kelapa itu saja. Maka kami sudah dapat mengetahui isi daging buah kelapa.

Kelapa ini dibelah menjadi dua, padahal daging dari buah kelapa ini sangatlah muda sekali. Sehingga daging buah kelapa ini masih sangat lembek dan tipis, bahkan cair bila di acak-acak dagingnya. Tapi, kami tetap membelah dan menikmati saja daging dari buah kelapa ini dari pada ndak ada sama sekali.

Setelah segar dengan meminum air kelapa dan sedikit memakan daging mudanya yang sangat tipis tadi. Kali ini, kami melanjutkan sesuai dengan tujuan yaitu mengambil buah asam. Karena tongkat panjang dari kayu untuk jolokan sudah selesai Basir siapkan tadi.

Kami menjolok buah asam

Maka, aku dan Basir menjolok buah asamnya sedangkan adek yang mengumpulkan buah asam. Tapi kalau terlalu banyak buah asam yang jatuh karena kami jolok sedangkan adek terlihat kewalahan. Maka aku dan Basir menghentikan sementara jolokan kami, dan ikut mengumpulkan buah asam.

Karena hari sudah panas, jadi kalau tenggorokan kami terasa sudah mulai kering. Maka kami sesekali meminum air kelapa, yang sebelumnya memang sudah dikupas dan dilubangi. Setelah menghilangkan dahaga, kami pun kembali melanjutkan menjolok dan mengumpulkan buah asam lagi.

Merasa sudah cukup lama menjolok, mengumpulkan buah asamnya ke dalam karung ataupun tas yang kami bawa. Maka kami kembali istirahat, karena matahari terasa semakin memanas membuat kami kewalahan.

Kembali mengupas buah kelapa, ndak lupa pula mencoba mengupas buah asam juga Buah asam ini bisa dijadikan mencok, dicampur ke lauk makanan, atau langsung dimakan mentah-mentah kalau lagi ingin.

Ekspresi adek merasakan buah asam

Ekspresi Basir merasakan buah asam

Saat mencoba merasakan buah asam, tentu saja rasanya sangatlah masam. Bila memakannya akan ada ekspresi lucu, karena menahan rasa masamnya buah ini. Setelah itu aku dan Basir, kembali melanjutkan mengambil buah asam. Sedangkan adek masih ingin beristirahat dan bernaung di bawah pohon kelapa.

Sambil bernaung, dia asik menggunakan Hp Milik Basir. Basir menitipkan HP-nya ke pada adek selagi dia menjolok buah asam. Rupanya malah adek asik menggunakan HP-nya itu untuk memfoto-foto.

Jepretan adek saat istirahat

Jepretan adek saat istirahat

Jepretan adek saat istirahat

Rupanya yang ia jepret, hanya pandangan ke langit dan ada bunga ataupun daun yang tidak difokuskan ke objek itu. Dia pernah mendapatkan cara ini tapi aku lupa dari mana, dia pun mencoba untuk mempraktekkannya.

Kali ini, buah asamnya sudah sangat susah untuk dijolok lagi. Karena jolokan kami, sudah ndak dapat menggapai buah yang lebih tinggi lagi. Sedangkan kami rasa, bagian yang dapat dijangkau oleh jolokan kami buahnya sudah hampir habis.

Memanjat pohon asam agar jolokan samapai

Jadi, Basir mencoba untuk memanjat agar jolokannya dapat menggapai bagian atas pohon. Karena di bagian situlah yang masih banyak buah asamnya, sebab belum kami jamah dari tadi.

Sedangkan aku, mengumpulkan buah asam yang berjatuhan karena jolokannya Basir. Kadang juga, aku berusaha menghindar dan melindungi kepala dari jatuhan buah asam yang beruntun.

Basir ndak Tau-menau dia hanya terus menjolok meski sesekali menghentikan jolokannya. Karena berusaha untuk memindahkan posisi badannya, agar dapat menggapai buah asam yang berada di ujung dahan.

Aku yang sambil berusaha untuk mengambil buah harus menghindari jatuhan Itu. Karena kalau ndak segera di ambil, akan susah mencarinya nanti. Sebab buah-buah asam itu akan jatuh di semak belukar di bawah pohon asam ini.

Selain itu paling susah kalau sudah jatuh ke dalam kolam buatan, yang ndak terlalu lebar dan ndak dalam yang juga berada di bawah pohon ini. Meski begitu, tetapi di dasar kolam Buatan ini berlumpur. Sehingga kalau ada buah yang jatuh ke dalam kolam akan menancap di lumpur itu.

Sedangkan air kolam ini sangat hitam pekat karena warna air yang keruh dan terlindung dari sinar matahari. Sehingga bagian dalam kolam, ndak dapat terlihat lagi. Padahal dari tadi, ada beberapa buah asam yang masuk ke dalamnya.

Sudah merasa cukup dengan buah asamnya, kami kembali ke tempat adek istirahat. Yang berada ndak jauh dari pohon buah asam ini, hanya beberapa meter dari kami.

Kami melihat adek yang sedang berusaha mengupas buah kelapa, untuk meminum airnya. Jadi kami ikutan duduk-duduk sebentar bersama adek, sambil menunggu dia mengupaskan buah kelapanya itu. Setelah buah kelapa itu dapat di kupas dan dilubangi akhirnya bisa dia nikmati juga.

Sekarang kami berencana untuk pulang, karena semua buah kami rasa sudah cukup. Sebenarnya masih ada satu pohon asam lagi, belum kami ambil buahnya tapi ini saja sudah lumayan banyak.

Karung dan tas berisi buah

Aku dan Basir mengangkat karung sedang adek membawa tas, yang biasa ibu-ibu bawa ke pasar. Kami mengangkat karung berisi buah kelapa dan juga buah asam ini, ke tempat motor kami parkir sebelumnya.

Setelah sampai, kami segera menyusun buah-buahan di dalam karung itu sedemikian rupa. Agar dapat dimuat dan dibawa dengan nyaman, menggunakan sepeda motor Basir. Selesai menyusun dia pun langsung menuju jalan aspal, keluar dari perkebunan jagung ini.

Basir pulang membawa buah

Adek pulang dengan sepeda ontel

Sedangkan adek, pulang menggunakan sepeda Ontel miliknya, aku sendiri menggunakan sepeda motorku. Setelah keluar dari perkebunan jagung tadi, kami sampai dijalan aspal. Rupanya Basir menunggu kami di luar, mungkin dia ingin kami jalan berbarengan ndak saling meninggalkan.

Basir di jalan aspal menunggu kami

Lalu kami jalan pulang menuju rumah, yang pada akhirnya saat di perjalanan kami terpisah-pisah. Tentu adek yang hanya mengontel, tertinggal jauh di belakang dan paling terakhir sampai di rumah.

Komentar

  1. Mantap napa kada bebagi sama aku kelapa dan asamnya 😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, ntar kapan-kapan kita sama-sama ke sana, ngambil buah kelapa okeh....

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kostum Busana Unik Karnaval 17 Agustus Di Babulu

Kostum dan busana unik dalam Karnaval, biasa digunakan oleh setiap peserta Karnaval memang bermacam-macam. Mulai dari kostum busana keren sampai aneh sekalipun dapat dilihat dalam acara Karnaval. Bisa baca juga: Berbagai Acara Rayakan 17 Agustus Di Babulu Acara Karnaval di Babulu untuk memperingati 17 Agustus juga sangat meriah. Banyak peserta antusias untuk mengikuti Karnaval. Para peserta Karnaval menggunakan berbagai kostum busana unik. Mereka menggunakan kostum dan busana dalam Karnaval banyak mengambil berbagai tema, mulai dari tradisional sampai fantasi. Tetapi para peserta tetap akan menggunakan tema berhubungan dengan 17 Agustus tahun ini, Meskipun ada juga beberapa peserta Karnaval yang sedikit keluar dari tema 17 Agustus. Tetapi yang penting Karnaval dapat berjalan dengan lancar dan menampilkan berbagai kostum busana unik. Para peserta Karnaval menggunakan kostum busana unik, ada yang langsung ke tempat peminjaman busana, ada juga menggunakan kostum busana unik

10 Kostum Busana Unik Karnaval 17 Agustus

Menampilkan Kostum dan Busana unik , oleh peserta dalam memeriahkan Karnaval 17 Agustus. Berbagai kostum maupun busana unik, ditampilkan oleh warga Babulu yang mengikuti Karnaval. Mulai dari yang mewah, meriah, mencolok, sampai sederhana tetapi tetap terlihat unik. Acara Karnaval dalam rangka memperingati 17 Agustus, berlangsung sangat meriah. Terlihat banyaknya peserta yang antusias, mengikuti Karnaval dengan menggunakan kostum busana unik mereka. Entah itu kostum atau busana yang mereka buat sendiri dengan kreativitas. Ataupun menyewa kostum dan busana yang menurut mereka unik, untuk di tampilkan di sepanjang jalan raya Babulu. Warga Babulu juga sangat antusias, untuk melihat para peserta dan meramaikan Karnaval. Banyak tema yang digunakan oleh Peserta Karnaval, dalam Kostum dan Busana unik yang mereka kenakan. Mulai dari tema tradisional sampai fantasi, bahkan ada yang menggunakan tema bebas. Bebas menampilkan kreativitas dalam memilih kostum dan busana unik mereka. Beri

Video "Lamaran Si Ma'ul" Cerita Lucu Pendek Durasi 5 Menit

Berikut cerita lucu, video Lamaran Si Ma’ul Ingin berencana melamar pekerjaan, Ma’ul membawa semua persyaratan yang dibutuhkan. Dimulai dengan mengetok pintu, entah kenapa dia mengurungkan niatnya, mungkin karena ragu. Akhirnya Ma’ul, memutuskan untuk ndak jadi mengetok pintu dan pergi. Memperhatikan sekelilingnya, ndak taunya dia berada di tempat sepi. Ma’ul pergi berjalan tanpa arah dan tujuan, sambil terus melamun. Di sepanjang perjalanan di awali dengan lompatan aneh, kaget menginjak ranting, hampir jatuh terpeleset dan menghindari orang, yang hampir menabraknya. Baru Ma’ul sadari dan kaget, ketika dia berhenti di sebuah kuburan. Ketika Ma’ul berjalan sampai di perkebunan sawit, dia langsung menyapa seseorang yang sedang membersihkan pohon kelapa sawit. Tapi, orang itu ndak mengenali Ma’ul, sebenarnya begitu juga dengan Ma’ul. Mengetahui niat dan maksud Ma’ul, pengurus kebun pun memberikan berbagai pertanyaan. Ma’ul bisa menjawab, semua pertanyaan itu dengan enteng. S