Langsung ke konten utama

Mengikuti Karnaval Di Babulu Memperingati Kemerdekaan Ke 72

Dari pagi Slamet sudah datang, kami akan sama-sama menuju Gunung intan. aku ikut di motornya, tapi dengan syarat harus menggunakan helm,

Helm yang aku pakai ini, berwarna hitam helm biasa. Tetapi memiliki sedikit les putih dan sebuah lambang, yang ada di dalam film live action Rookies.

Dia juga menggunakan helm, memiliki bentuk dengan les berbeda. Tapi memiliki warna dan lambang, yang sama seperti di film liva action Rookies.

Jadi kami menunggu saja di rumahku, kami hanya ikut menggiringi Karnaval saja, ndak ikut berjalan kaki bersama peserta Karnaval..

Bisa baca juga:
Karnaval Di Babulu Memperingati Kemerdekaan Ke 72

Sedangkan kedua adek ku mengikuti rombongan Karnaval. Adek ku yang Aliah menggunakan pakaian batik dengan songkok, sedangkan adek ku yang SD memakai baju dan celana hitam, dengan membawa bambu runcing dengan ujungnya ada terikat bendera merah putih.

Ndak terasa waktu sudah akan mendekati jam satu. Karena adek ku mengatakan, kalau Karnaval akan dimulai sekitar jam satu siang. Mendengar itu kami langsung jalan, sedangkan kedua adek ku, mereka ikut dengan rombongan sekolah mereka masing-masing.

Saat kami ingin menyeberang di Jalan raya, agar bisa menuju ke Gunung intan. Terlihat ada siswa memakai kostum menggunakan motor, tetapi menuju ke arah lapangan sepak bola Babulu. Membuat kami sedikit ragu, karena kami ndak tau di mana mulainya Karnaval tahun ini.

Tapi kami yakin kalau siswa itu, akan kumpul dengan rombongannya di sekolahan dulu, barulah akan sama-sama menuju ke Gunung intan. Jadi kami langsung saja, menuju ke arah Gunung intan.

Menuju Gunung intan, kami akan melewati rumah teman kami yaitu Akbar. Karena ndak enak kalau ndak mengajak Akbar, jadi kami mampir di rumahnya. Kami bertanya kepada kakaknya, yang ada di ruang tamu, tapi katanya ia ada di gudang.

Kami pun menuju ke gudang, di sana Terlihat Akbar sedang asik dengan Hpnya. Dia terlihat seperti orang yang ndak semangat, dalam hari Karnaval ini. Jadi kami berdua menghampirinya.

Kami menyapa dan saling ngobrol, ditanya ikut Karnaval? dia mengatakan ndak ikut. Cuman di gudang saja, siapa tau ada orang mau giling padi di tempatnya.

Kalau ada acara Karnaval begini, mana ada orang yang mau giling. Bisa dilihat petani pun membawa traktornya ke Gunung intan, untuk mengikuti Karnaval.

Lama ngobrol Ia berniat akan mentraktir kami. Jadi kami disuruh pesan saja, kalau aku sembarang saja yang penting es, karena waktu itu terasa haus.. Akbar pun pergi ke warung langganannya, warung itu ndak jauh dari rumahnya. Selama Akbar jalan Slamet mengerjainya, dia mengecek line milik Akbar dan membaca pesan, di Hp Akbar. Ndak hanya itu, dia juga menulis di line milik Akbar. Ndak tau juga apa yang ditulisnya.

Setelah dia selesai dengan kegiatan usilnya, ndak beberapa lama Akbar datang. Dengan membawa es di plastik, dengan sedotan dan makanan ringan. Ia mengatakan kalau ndak jadi beli pulsa, karena sudah uangnya dipakai buat traktir kami.

Wah, yang niat traktir siapa? Kalau ditolak kami sudah kehausan, karena panas juga. yah, dengan spontan kami mau aja. Perkataannya hanya sebagai candaan, kami pun membalasnya dengan candaan juga.

Setelah lama ngobrol kami ke depan lalu duduk di pagar terasnya yang pendek, di bagian samping. Di depannya langsung berhadapan dengan jalan raya,

Di seberang jalan, ada kumpulan peserta mengikuti Karnaval, memakai seragam tentara. Sedangkan pas di depan rumah Akbar, ada motor memiliki toak, di bagian kepala motornya. Toak itu dapat membunyikan sirine yang cukup nyaring.

Semakin hari semakin siang, semakin ramai juga jalan raya di lewati kendaraan, yang diberi asesoris unik untuk menuju ke Gunung intan. Ndak luput dari pandangan kami, mobil-mobil membawa alat musik elektone, di bagian belakangnya dipenuhi oleh salon speaker besar.

Ndak taunya temannya Akbar datang, Dia mengajak Akbar untuk ikut bersamanya saja, akhirnya dia mau ikut Karnaval juga. Dia duluan sedangkan aku harus menunggu Slamet, tadi dia mengantar kakaknya Akbar untuk ikut ke Karnaval. Jadi hanya aku sendiri saja di sini, sambil menunggu sambil melihat-lihat orang yang beramai-ramai menuju Gunung Intan.

Setelah Slamet datang, kami langsung saja menuju ke Gunung intan tempat dimulainya Karnaval ini. Semakin dekat Gunung intan, semakin banyak orang yang mempersiapkan barisan rombongan mereka.

Sesampai di persimpangan Gunung Intan, sudah ada Pak Polisi mengatur Lalu lintas. Kami melewati tempat ramai itu, untuk mencari tempat sepi agar dapat memutar haluan kami, agar satu arah dengan rombongan Karnaval menuju lapangan sepak bola Babulu.

Selain Pak Polisi yang sedang mengatur lalu lintas, ada juga mobil Ambulans untuk berjaga-jaga, bila ada sesuatu kejadian yang ndak di inginkan.

Baru ingat kalau dari tadi kami ndak melihat Akbar dan temannya.. Jadi kami hanya menunggu, karena Karnaval ini masih ada acara pembukaannya yang disampaikan oleh panitia.

Setelah beberapa rombongan jalan mulai diikuti oleh pengendara yang juga ikut menggiringi, yang kebanyakan dari mereka menggunakan kendaraan bermotor. Kami malah mengikuti mereka, kalau tahun kemarin kami di bagian belakang rombongan Karnaval.

Bisa terlihat ramainya para pengendara yang ikut, menggiringi rombongan Karnaval. Karena di Gunung Intan maka jalanan pembukaan melalui jalanan yang menurun.

Kami juga melihat beberapa peserta anak-anak terlambat memasuki rombongan. Banyak anak kecil berlarian di kerumunan untuk mengejar rombongan mereka. Padahal para pengendara sangat ramai juga, di jalan raya yang mereka lalui.

Membuat Slamet harus berhati-hati terhadap anak-anak yang berlarian. Kadang-kadang ada beberapa anak, berlarian ndak karuan menghindari pengendara. Untung saja para pengendara berjalan sangat pelan, mengikuti kecepatan rombongan Karnaval paling depan, kebanyakan mereka berjalan kaki..

Ada juga beberapa rombongan peserta Karnaval, yang menunggu giliran mereka untuk memasuki rombongan Karnaval, agar dapat jalan bersama menuju lapangan sepak bola Babulu.

Karena kami merasa berjalan sangat lambat, kalau seperti ini terus kami ndak dapat melihat semua peserta Karnaval. Jadi Slamet memutuskan untuk mencari tempat teduh,tepat untuk beristirahat sambil menunggu para rombongan peserta Karnaval. Dengan cara menyelip para rombongan, yang ada di depan kami.

Setelah mendapatkan tempat yang pas, di bawah pohon ketapang. Kami berhenti di dekat pohon ketapang itu. Dekat pohon ketapang, rupanya banyak juga yang menunggu rombongan Karnaval lewat.

Setelah menyelip
Karena terlalu pelan disertai dengan kehati-hatian menghindari, pengendara dan peserta Karnaval. Slamet merilekskan sedikit badannya, untuk menghilangkan ketegangan.

Merasa pegal. setelah menghindari anak-anak tadi, dan menyelip para peserta Karnaval. Ia harus berhati-hati, jangan sampai ada kejadian yang ndak di inginkan,selama Karnaval karena kelalaian dalam berkendara. Untuk itu maka kami berdua juga menggunakan helm.

Lagi-lagi kami harus menunggu, karena tempat kami berhenti, terlalu jauh dari para rombongan peserta Karnaval. Sambil menunggu aku lebih memilih berteduh, di bawah pohon ketapang, Sedangkan Slamet memilih tetap duduk di motornya.

Ndak lama kami di situ, ada mobil pikep ikut berteduh, di bawah pohon ketapang bersama kami. Mobil ini sepertinya juga menunggu rombongan peserta Karnaval yang akan lewat. mungkin mobil pikep ini, membawa salah satu rombongan peserta Karnaval.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya ada juga peserta Karnaval lewat di depan kami. Bagi mereka yang ndak mengikuti rombongan Karnaval, bersiap di pinggir jalan termasuk aku juga. Menyiapkan kamera untuk memfoto atau hanya sekedar melihat, para peserta Karnaval yang menggunakan berbagai kostum dan busana unik dalam Karnaval

Mereka ada yang menggunakan kamera, mulai dari kamera Hp sampai kamera asli bermerk. Sedangkan aku, hanya menggunakan kamera HP itu pun nebeng punya Slamet lagi.

Bagian Karnaval paling depan adalah Pak Polisi, lalu di susul dengan peserta Ibu-ibu memakai caping sambil membawa bakul. Di belakang mereka, ada rombongan anak-anak yang mengikuti Karnaval.

Kami asik memfoto dan melihat para peserta Karnaval, karena mereka menggunakan kostum dan busana unik-unik. Tiba-tiba saja Pak le tetangga rumah ku menghampiri kami, dia membawa anak berbadan gemuk yang juga mengikuti Karnaval.

Meskipun yang ku tau, kalau anak itu bukan anaknya Pak le ini, ndak taunya anak ini badannya sedang lemas, Pak le meminta Slamet untuk mengantarkan anak ini ke rumahnya. Yang alamat rumah anak ini di beritaukan kepadanya.

Dia pun mau mengantar tetapi sangat susah untuk menyeberang. Jadi, dia menunggu barisan rombongan Karnaval putus, baru bisa menyeberang. Kalau melalui sebelah kiri jalan raya terlalu ramai.

Maka dari itu Pak le lah yang memberi aba-aba, agar sedikit memberi jalan kepada Slamet yang sedang membawa anak kecil ini.

Setelah jalan aku kembali melihat dan memfoto peserta Karnaval, dengan menggunakan kamera HP yang apa adanya ini. Sedangkan Pak le tadi, dia melanjutkan perjalanannya karena dia juga peserta Karnaval.

mengikuti Karnaval
dia bersama teman-temannya menggunakan tema pahlawan pejuang Indonesia. Dia mengarah kepada ku, sambil mengacungkan jari telunjuk dengan semangat, sambil memegang bambu runcingnya.

Selagi para peserta Karnaval lewat aku terus memfoto mereka, kalau ada yang menurutku unik dan pas berhenti sebentar, di dekat aku berada maka ndak pikir panjang langsung ku foto saja.

mengikuti Karnaval
Di rombongan itu melihat adek ku yang bersekolah di Aliah, dia mengikut Karnaval dengan menggunakan baju batik dengan bersongkok. Aku pun memanggilnya, dia malah menghampiriku. Tanpa dia sadar ku memfotonya, padahal dia belum siap untuk di jepret. Setelah itu dia langsung kembali lagi ke kelompok rombongannya.

Setelah mengantar
Lumayan lama juga Slamet baru datang, setelah mengantar anak kecil tadi ke rumahnya, Karena di jalanan sangat ramai sekali, oleh para peserta Karnaval sehingga membuatnya kesulitan untuk lewat. Hanya separuh jalan saja bisa di pakai.

Kesulitan terutama pada saat menyeberang, sebab sangat sulit untuk mencari barisan rombongan peserta Karnaval, yang berjarak untuk dapat dilewati.

Setelah dia datang hampir semua peserta Karnaval lewat. Kami masih di bawah pohon ketapang berteduh, sambil melihat-lihat para peserta Karnaval.

Karnaval memang meriah, kami melihat banyak dari peserta sampai kendaraannya pun, diberi kostum. Ndak lupa juga, mobil besar tronton yang berjalan lumayan lambat, membawa alat musik elektone ikut membuat ramai.

Setelah kami rasa sudah semua peserta Karnaval lewat, baru lah kami mengikuti mereka dari belakang. Bersama dengan pengendara lainnya yang juga mengikuti rombongan Karnaval, menuju ke lapangan sepak bola Babulu.

Kami berjalan sangat pelan, sambil berjaga jarak dengan pengendara lainnya. Agar ndak ada ke tabrak ataupun terserempet. Kami merasakan juga, bagaimana ramainya Karnaval yang diadakan di Babulu.

Kami bertemu dengan beberapa teman, mereka juga mengikuti Karnaval, tetapi mereka ndak menggunakan kostum ataupun busana Karnaval, mereka hanya sekedar ikut melihat para peserta Karnaval.

Kami berjalan pelan sambil sedikit menyelip, bila ada kesempatan menggunakan. di lihat masih banyak juga orang, di samping jalan raya untuk memfoto atau hanya sekedar melihat, rombongan Karnaval dan kerumunan keramaian pengendara.

Kami terus berjalan pelan, sampai ke lapangan depak bola Babulu. ketika sampai di lapangan sepak bola Babulu, kami ndak langsing masuk bersama rombongan ramai para peserta Karnaval.

Banyak kendaraan terparkir di dekat lapangan sepak bola Babulu. Tetapi kami menghindari keramaian dan memarkirkan motor, di dekat masjid samping pasar Babulu, melalui jalan dari pasar Babulu juga.

Kami masuk ke lapangan lewat samping, di situ dekat dengan parit. Ketika ingin melewati parit pinggir jalan di samping lapangan, hampir saja aku jatuh terpeleset karena terburu-buru. Aku menginjak kayu bundar berbentuk tabung.

Untung saja yang menyadarinya hanya Slamet, dia tertawa tapi ndak terbahak, mungkin cuman dia saja menyadarinya. Tapi aku ndak perhatikan sekeliling ku. Kami langsung lanjut saja memasuki lapangan.

Di dalam lapangan banyak sekali stand-stand penjualan. Para penjual pun langsung diserbu ramai-ramai, terutama penjual es dan pentol untuk menghilangkan rasa haus dan lapar setelah berjalan kaki lumayan jauh.

Kami mencoba untuk berkeliling melihat semua peserta Karnaval, yang memakai kostum unik. Ada juga pengendara sepeda dan motor trel, ikut meramaikan Karnaval Babulu.

Kami berjalan sampai pada tempat para pemain kuda lumping atau jaranan, mereka memulai musik khas kuda lumping. Banyak orang terarik dan mendekati mereka, bermaksud untuk menonton aksi para pemain kuda lumping.

Karena kami sudah melihat hampir semua peserta Karnaval, kami akan pulang saja. Meskipun permainan kuda lumping tadi belum selesai. Padahal semakin banyak orang, mengelilingi mereka untuk melihat aksi para pemain kuda lumping.

Waktu itu kami ndak mendapatkan foto peserta Karnaval di lapangan, karena baterai Hpnya habis di perjalanan menuju lapangan sepak bola Babulu.

Ada juga teman ikut Karnaval menggunakan kostum, tetapi ndak ku sadari mereka. Ketika mengecek hasil foto dan video, barulah aku sadar bahwa itu mereka, itu pun ketika Slamet memberi tau ku juga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kostum Busana Unik Karnaval 17 Agustus Di Babulu

Kostum dan busana unik dalam Karnaval, biasa digunakan oleh setiap peserta Karnaval memang bermacam-macam. Mulai dari kostum busana keren sampai aneh sekalipun dapat dilihat dalam acara Karnaval. Bisa baca juga: Berbagai Acara Rayakan 17 Agustus Di Babulu Acara Karnaval di Babulu untuk memperingati 17 Agustus juga sangat meriah. Banyak peserta antusias untuk mengikuti Karnaval. Para peserta Karnaval menggunakan berbagai kostum busana unik. Mereka menggunakan kostum dan busana dalam Karnaval banyak mengambil berbagai tema, mulai dari tradisional sampai fantasi. Tetapi para peserta tetap akan menggunakan tema berhubungan dengan 17 Agustus tahun ini, Meskipun ada juga beberapa peserta Karnaval yang sedikit keluar dari tema 17 Agustus. Tetapi yang penting Karnaval dapat berjalan dengan lancar dan menampilkan berbagai kostum busana unik. Para peserta Karnaval menggunakan kostum busana unik, ada yang langsung ke tempat peminjaman busana, ada juga menggunakan kostum busana unik

10 Kostum Busana Unik Karnaval 17 Agustus

Menampilkan Kostum dan Busana unik , oleh peserta dalam memeriahkan Karnaval 17 Agustus. Berbagai kostum maupun busana unik, ditampilkan oleh warga Babulu yang mengikuti Karnaval. Mulai dari yang mewah, meriah, mencolok, sampai sederhana tetapi tetap terlihat unik. Acara Karnaval dalam rangka memperingati 17 Agustus, berlangsung sangat meriah. Terlihat banyaknya peserta yang antusias, mengikuti Karnaval dengan menggunakan kostum busana unik mereka. Entah itu kostum atau busana yang mereka buat sendiri dengan kreativitas. Ataupun menyewa kostum dan busana yang menurut mereka unik, untuk di tampilkan di sepanjang jalan raya Babulu. Warga Babulu juga sangat antusias, untuk melihat para peserta dan meramaikan Karnaval. Banyak tema yang digunakan oleh Peserta Karnaval, dalam Kostum dan Busana unik yang mereka kenakan. Mulai dari tema tradisional sampai fantasi, bahkan ada yang menggunakan tema bebas. Bebas menampilkan kreativitas dalam memilih kostum dan busana unik mereka. Beri

Video "Lamaran Si Ma'ul" Cerita Lucu Pendek Durasi 5 Menit

Berikut cerita lucu, video Lamaran Si Ma’ul Ingin berencana melamar pekerjaan, Ma’ul membawa semua persyaratan yang dibutuhkan. Dimulai dengan mengetok pintu, entah kenapa dia mengurungkan niatnya, mungkin karena ragu. Akhirnya Ma’ul, memutuskan untuk ndak jadi mengetok pintu dan pergi. Memperhatikan sekelilingnya, ndak taunya dia berada di tempat sepi. Ma’ul pergi berjalan tanpa arah dan tujuan, sambil terus melamun. Di sepanjang perjalanan di awali dengan lompatan aneh, kaget menginjak ranting, hampir jatuh terpeleset dan menghindari orang, yang hampir menabraknya. Baru Ma’ul sadari dan kaget, ketika dia berhenti di sebuah kuburan. Ketika Ma’ul berjalan sampai di perkebunan sawit, dia langsung menyapa seseorang yang sedang membersihkan pohon kelapa sawit. Tapi, orang itu ndak mengenali Ma’ul, sebenarnya begitu juga dengan Ma’ul. Mengetahui niat dan maksud Ma’ul, pengurus kebun pun memberikan berbagai pertanyaan. Ma’ul bisa menjawab, semua pertanyaan itu dengan enteng. S