Langsung ke konten utama

Acara Pernikahan Teman Jadi Pelayan

Acara Pernikahan Teman Jadi Pelayan

Hari Senin, 24 Juli 2017. Pagi itu setelah para siswa-siwsi lewat, menuju ke sekolah mereka masing-masing. Barulah aku pergi ke acara pernikahan teman, meskipun ku bilang teman, sebenarnya masih ada hubungan keluarga dengan dia.

Di tempat acara yang memang berada di depan rumahku, Meskipun ndak betulan tepat di depan. Tetapi sedikit ke kiri lagi, yang berada di seberang Jalan raya. Jadi, harus menghadiri acaranya. Datang pagi sebab, pada malam sebelum acara pernikahan dimulai. Sudah memang di panggil untuk datang dan bantu-bantu, pada acara pernikahannya ini.

Pada malam itu aku datang bersama, kedua adek ku dan juga bapakku. Bapakku ngombrol dengan Bapak-bapak lain yang juga ada di situ. Aku dan kedua adek ku cuman diam saja, adek ku yang pertama Basir sedang asik dengan mainin Hpnya. Sedangkan adek ku yang kedua hanya diam saja ndak ada yang mau mereka. obrolkan.

Ndak lama kemudian datang teman-teman, dan bersama yang sedang ngadain acara pernikahan. Kami ngobrol dan saling tanya, mengenai apa saja yang sedang dilakukan saat ini, ndak lupa pula tentang pekerjaan juga. Mereka ada yang sudah bekerja, tetapi ada juga masih nganggur. Kalau aku, sama masih belum mendapatkan pekerjaan yang pas, maksudnya masih nganggur.

Karena ada yang berinisiatif untuk bermain kartu. maka mereka membeli dua kartu untuk dimainkan. Meskipun mereka bermain kartu, tetapi mereka ndak berjudi hanya sekedar bermain saja. Untuk menghilangkan bosan dan jenuh, di serobong yang telah terpasang. Sambil menjaga-jaga peralatan acara pernikahan, yang ditaruh di luar rumah, terutama peralatan musik elekton.

Sedangkan aku ndak pintar dalam bermain kartu, jadi aku hanya melihat saja. Dan, ngobrol bareng teman! yang ndak main juga, atau yang ndak mendapatkan giliran bermain. Karena permainan kartu ini hanya di batasi oleh beberapa pemain saja.. jadi, kalau ada pemain yang kalah, akan digantikan dengan yang ingin bermain.

Basir diajak temannya, jadi mereka pergi sedangkan adek ku yang satunya juga asik, dengan teman-temannya. Yang juga masih anak-anak bermain game di Hp mereka.

Bapak dan adek ku, mereka pulang deluan, sedangkan aku masih di sini. Ketika diajak makan, kami mengambil sendiri sop yang sudah disediakan. Ndak taunya mangkuk tempat sopnya habis. Kata Acil yang di situ, mangkoknya masih dicuci di dalam. jadi, yang belum kedapatan harus nunggu dulu begitu juga aku.

Ndak beberapa lama mangkuknya sudah disiapi, mangkuk yang memang sudah diisi dengan kuah sop. tinggal mengambil nasi. Kecap dan sambel untuk dicampurkan dengan sop.

Selesai makan kami mengambil air gelas kemasan, ndak lupa setelah habis airnya, gelas kemasannya masih dipakai untuk gelas kopi. Karena gelas sudah pada habis terpakai, karena tadi banyak orang yang sudah deluan dari pada kami.

Ndak terasa waktu sudah tengah malam, juga besok harus pagi ke sini lagi. Jadi aku pulang deluan, ndak lupa pula pamitan kepada orang-orang yang ada di situ. Aku tanya kepada teman yang ikut begadang tadi malam, katanya mereka bubar sampai jam 4 subuh.

Jadi pagi ini aku bingung apa yang harus ku lakukan di sini, karena acara belum mulai, jadi aku hanya diam berdiri. Sambil mendengarkan bapak-bapak, sedang menyetel alat elektonnya, yang akan digunakan dalam acara ini.

Untuk menyetel speaker atau salon ini, mereka memutar musik dangdut tapi tanpa penyanyinya hanya berupa nada saja. Di situ juga aku lihat yang punya acara pernikahan, mondar-mandir sibuk untuk mempersiapkan acaranya ini.

Melihat orang-orang pada sibuk, aku ingin membantu tatapi bingung, karena mereka sudah memiliki tugas masing-masing, yang ndak dapat aku lakukan. Seperti bapak-bapak penyetel elekton, ibu-ibu yang memasak di dapur dan tukang foto.

Karena aku dilihat cuman berdiri dan ndak ada kerjaan, aku pun dipanggil oleh tukang foto itu. Tukang foto yang memiliki tubuh sedikit gemuk ini, menyuruhku untuk memasukkan colokan kabel ke dalam rumah, melalui ventilasi udara yang berada di atas samping tempat kursi pelaminan. Karena di belakang kursi pelaminan ini, langsung terhubung dengan rumah.

Aku pun menaiki kursi untuk dapat memasukkan kabel colokan tadi, ke dalam PN rumah dengan menaiki kursi lain. Bukan kursi pelaminan tadi. Tapi menaiki kursi, terbuat dari plastik yang banyak orang gunakan, dalam berbagai kegiatan dan acara.

Setelah berhasil memasukkan kabel ke PN udara, entah kenapa kurang seimbang membuat aku terjatuh. Setelah bangun aku malah menendang bunga hiasan lagi. Sehingga membuat bunga hias itu jatuh terguling.

Meskipun ndak terlalu kuat, tapi membuat bunga dari plastik itu terguling dan aku harus memperbaiki letaknya kembali. Di lihat tukang foto, dia cuman senyum-senyum saja. Sedangkan yang lain pada sibuk, untuk mempersiapkan acara ini.

Lumayanlah pagi-pagi sudah membuat kenangan, yang kalau aku ingat-ingat kembali dapat membuat aku ketawa sendiri. Apa lagi ketika sedang menulis ini, aku cekikikan sendiri membayangkan kejadian itu kembali.

Ibu-ibu yang selesai mempersiapkan masakan, siap untuk diantar ke depan memanggil kami untuk segera sarapan pagi. Agar ndak kelaparan bila tamu mulai ramai.

Semakin siang para tamu mulai datang, di sini aku mendapatkan tugas sebagai pembawa piring dan gelas yang selesai dipakai oleh tamu. Piring dan gelas itu akan dibawa ke tempat pencuciannya, yang berada di belakang. Setelah itu membawakan makanan, yang kurang di atas meja. Biasa dalam acara ini disebut, sebagai acara makan jalan.

Aku juga melihat ibu ku datang di acara ini. Ibu ku memanggilku dan mengatakan untuk hati-hati membawa piringnya.

Karena musik yang keras aku kadang salah mengambil,.sebab ndak kedengaran apa yang dibicarakan oleh orang lain. Yang aku ketahui cuman orang nunjuk saja, sebagai tanda aku harus mengambil sesuatu.

Acil yang menyuruhku untuk mengambil panci berisi kuah sop, yang berada dalam panci. Tapi aku malah mengambil air galon, karena tempat air galon dengan panci kuah sop satu arah, sejajar dengan yang ditunjukkan sama Acil. Setelah mendekat, barulah aku tau kalau Acil ini, menyuruh ku untuk membawakan panci berisi kuah sop itu.

Di acara pernikahan ini teman-teman juga ikut membantu, mereka membawakan piring kotor ke belakang. Tetapi kadang ada beberapa teman yang kewalahan, dalam membawakan gelas yang masih berisi air.

Aku juga kadang sedikit kesusahan membawa gelas, yang masih berisi air minum ini. Kadang gelas yang masih berisi air minum ini, tumpah di atas meja dan sampai juga membasahi celanaku.

Kebanyakan tugas untuk bagian laki-laki membawakan piring kotor, sampai mencuci piring. Sedangkan untuk yang bagian perempuan. Kebanyakan mendapatkan bagian, mencampurkan dan membuat bumbu.

Bagian cuci piring ada yang sampai foto-foto, tamu yang makan juga foto-foto, sampai tamu merekam dan memfoto penyanyi yang di atas panggung juga. Aku waktu itu lupa membawa Hp dan ndak ke pikiran juga untuk berfoto, padahal banyak orang di acara ini sedang berfoto bareng.

Saat tengah hari musik dihentikan sejenak dan beristirahat. Di sini kami diajak makan lagi. Ada juga yang masih sibuk mengambil piring-piring kotor dan membawakan makanan ke meja.

Kalau aku ya makan dulu sambil istirahat sebentar, untuk mengisi kembali tenaga dan perut yang mulai keroncongan. Karena di dalam rumah kulihat ramai, aku makan di luar teras saja. Duduk bersila, ada yang menyuruh masuk, tapi kubilang "makan di sini aja, udah naggung lewat separuh sudah".

Setelah makan dan sudah lewat tengah hari, tamu yang datang semakin banyak. Karena sekolah sudah usai terutama SD, maka guru khususnya banyak yang hadir juga. Terasa mulai sibuk karena teman-teman yang lain, pada hilang entah ke mana, mungkin mereka kecapean dan istirahat ndak tahu di mana.

Adek ku yang masih bersekolah SD, juga datang bersama teman-temannya. Karena dia bersama teman-temannya. habis pulang sekolah. Mereka sepertinya langsung ke sini bersama-sama, setelah mengganti seragam. Satu meja yang mereka tempati itu, diisi oleh anak-anak semua.

Kadang aku beristirahat di kursi yang dipakai oleh tamu, kursi yang ku duduki ini berada di pojokan. Mengambil tisu untuk di lapkan ke muka karena keringatan. Sekarang sudah bisa sedikit santai, karena teman-teman yang pada hilangan tadi sudah datang lagi dan mulai membantu kembali.

Aku mengambil wade yang tersedia di meja ini, ku makan sambil memperhatikan meja-meja yang mulai ditinggalkan oleh tamu. Aku kadang mengetuk-ngetukan jari tangan, atau menggoyang-goyangkan kaki untuk menikmati lagu yang dinyanyikan.

Hari sudah mulai sore, tapi Basir ndak datang-datang juga, padahal teman-temannya sudah menunggu dia dari tadi. Teman-temannya juga, yang saat itu sedang membantu dalam acara pernikahan ini.

Tamu yang berkunjung mulai berkurang, kami dipanggil lagi untuk makan. Adek ku yang datang bersama teman-temannya tadi, ndak taunya mereka makan lagi. Aku makan di kursi tamu bersama mereka.

Selesai makan mau ndak mau harus membawa piring mereka juga. Setelah makan itu mereka ternyata sudah pada pulangan! Sedangkan aku kembali melanjutkan membawa piring seperti tadi lagi.

Sebentar lagi sudah mulai maghrib, kami dipanggil makan lagi. ndak taunya teman-teman yang lain, sudah pada pulangan. Jadi cuman tinggal beberapa orang saja yang ada di sini. Musik elekton juga diberhentikan sementara, akan dilanjutkan setelah maghrib nanti. Jadi aku pamitan sama Paman-paman dan Acil-acil yang ada di situ untuk pulang.

Pada malamnya aku ndak datang lagi, karena badan pada pegal semua. Jadi, aku di rumah saja sambil mendengarkan musik elekton, yang menggema sampai menggetarkan atap rumah ku, yang terbuat dari seng.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kostum Busana Unik Karnaval 17 Agustus Di Babulu

Kostum dan busana unik dalam Karnaval, biasa digunakan oleh setiap peserta Karnaval memang bermacam-macam. Mulai dari kostum busana keren sampai aneh sekalipun dapat dilihat dalam acara Karnaval. Bisa baca juga: Berbagai Acara Rayakan 17 Agustus Di Babulu Acara Karnaval di Babulu untuk memperingati 17 Agustus juga sangat meriah. Banyak peserta antusias untuk mengikuti Karnaval. Para peserta Karnaval menggunakan berbagai kostum busana unik. Mereka menggunakan kostum dan busana dalam Karnaval banyak mengambil berbagai tema, mulai dari tradisional sampai fantasi. Tetapi para peserta tetap akan menggunakan tema berhubungan dengan 17 Agustus tahun ini, Meskipun ada juga beberapa peserta Karnaval yang sedikit keluar dari tema 17 Agustus. Tetapi yang penting Karnaval dapat berjalan dengan lancar dan menampilkan berbagai kostum busana unik. Para peserta Karnaval menggunakan kostum busana unik, ada yang langsung ke tempat peminjaman busana, ada juga menggunakan kostum busana unik

10 Kostum Busana Unik Karnaval 17 Agustus

Menampilkan Kostum dan Busana unik , oleh peserta dalam memeriahkan Karnaval 17 Agustus. Berbagai kostum maupun busana unik, ditampilkan oleh warga Babulu yang mengikuti Karnaval. Mulai dari yang mewah, meriah, mencolok, sampai sederhana tetapi tetap terlihat unik. Acara Karnaval dalam rangka memperingati 17 Agustus, berlangsung sangat meriah. Terlihat banyaknya peserta yang antusias, mengikuti Karnaval dengan menggunakan kostum busana unik mereka. Entah itu kostum atau busana yang mereka buat sendiri dengan kreativitas. Ataupun menyewa kostum dan busana yang menurut mereka unik, untuk di tampilkan di sepanjang jalan raya Babulu. Warga Babulu juga sangat antusias, untuk melihat para peserta dan meramaikan Karnaval. Banyak tema yang digunakan oleh Peserta Karnaval, dalam Kostum dan Busana unik yang mereka kenakan. Mulai dari tema tradisional sampai fantasi, bahkan ada yang menggunakan tema bebas. Bebas menampilkan kreativitas dalam memilih kostum dan busana unik mereka. Beri

Video "Lamaran Si Ma'ul" Cerita Lucu Pendek Durasi 5 Menit

Berikut cerita lucu, video Lamaran Si Ma’ul Ingin berencana melamar pekerjaan, Ma’ul membawa semua persyaratan yang dibutuhkan. Dimulai dengan mengetok pintu, entah kenapa dia mengurungkan niatnya, mungkin karena ragu. Akhirnya Ma’ul, memutuskan untuk ndak jadi mengetok pintu dan pergi. Memperhatikan sekelilingnya, ndak taunya dia berada di tempat sepi. Ma’ul pergi berjalan tanpa arah dan tujuan, sambil terus melamun. Di sepanjang perjalanan di awali dengan lompatan aneh, kaget menginjak ranting, hampir jatuh terpeleset dan menghindari orang, yang hampir menabraknya. Baru Ma’ul sadari dan kaget, ketika dia berhenti di sebuah kuburan. Ketika Ma’ul berjalan sampai di perkebunan sawit, dia langsung menyapa seseorang yang sedang membersihkan pohon kelapa sawit. Tapi, orang itu ndak mengenali Ma’ul, sebenarnya begitu juga dengan Ma’ul. Mengetahui niat dan maksud Ma’ul, pengurus kebun pun memberikan berbagai pertanyaan. Ma’ul bisa menjawab, semua pertanyaan itu dengan enteng. S