Kamis 16 Agustus 2018, waktu itu sudah sore ada niat untuk pergi ke Lapangan Sepak Bola Babulu. Sekaligus jalan-jalan, sekedar melihat sekitar Babulu di suasana 17 Agustus ini.
Basir memboncengku dengan motor 2 tak-nya itu, yang bersuara lebih nyaring. Dibandingkan dengan motorku, sebab dia sudah mengganti knalpotnya. Hp-ku, sudah ndak dapat diandalkan lagi untuk sekedar memfoto.
Selain itu, Hp-ku juga rusak pada layarnya yang ndak lagi berfungsi. Setelah beberapa waktu lalu, eror terserang virus. Sehingga layarnya ketika disentuh, ndak sesuai dengan keinginan, istilahnya terkena ghost touch.
Namun dapat ku atasi, Hp-ku sedikit kembali normal pada layarnya. Tapi setelah itu, ada penyakit lainnya lagi. Yaitu sudah benar-benar, ndak berfungsi untuk disentuh pada layarnya. Sehingga membuatku menyerah untuk mengatasinya lagi.
Terlepas dari itu, aku dan Basir jalan mengarah ke lapangan. Baru sampai di depan Sekolah SDN 001 Babulu, aku menyuruhnya untuk berhenti. Melihat ada sesuatu yang bisa ku foto, yaitu Bendera Merah putih yang berada di depan toko.
Saat aku ingin memfotonya, Pak lek yang berada di seberang jalan raya. Berteriak menanyai, apa yang sedang kami lakukan. Basir dengan santainya, memberitaukan apa yang sedang aku lakukan.
Aku pun menegur Basir, dan cepat-cepat menyalakan motor menuju ke lapangan. Selama di perjalanan ini aku melihat-lihat, banyak Bendera Merah putih yang dikibarkan. Bendera Merah putih itu berkibar, di masing-masing rumah warga Babulu.
Selain Bendera Merah putih, ada juga bendara yang memanjang ke bawah. Bendera-bendera itu merupakan penghias, agar suasana 17 Agustus semakin meriah.
Di sepanjang jalan raya Babulu, Bendera Merah putih mendominasi. Bendera Merah putih, sudah beberapa minggu lalu dikibarkan oleh warga Babulu. Di dekat tempat tinggalku, Masjid besar yang mengumumkan. Mengibarkan Bendera Merah putih, di masing-masing rumah.
Sesampai di depan Lapangan Sepak Bola Babulu, Basir berhenti di dekat sebuah warung. Agar dapat berteduh, dari sinar matahari yang masih menyengat. Meski sudah sore, panas matahari masih mampu membuat kami keringat kepanasan.
Tujuan awalku kelapangan adalah melihat serobong yang telah jadi didirikan. Kalau dari depan lapangan, untuk melihat posisi serobong itu. Posisinya berada, pada bagian sisi kiri lapangan.
Padahal Basir bisa saja memutar balikkan motornya, menempuh jalan terpendek. Tapi dia ndak memilih itu, Basir tetap maju dan masuk melalui sisi kanan lapangan. Yang merupakan jalan masuk, biasa digunakan oleh Siswa siswi pelajar menuju ke sekolah mereka.
Saat memasuki jalan itu, Basir bertemu dengan temannya, sesama pengguna motor 2 tak. Beberapa waktu lalu, Basir membantu menggantikan spakbor motor temannya ini. Sambil berjalan beriringan, menuju arah yang sama. Basir menawarkan, talangan motornya yang sudah ndak dia pakai.
Berpisah dengan temannya, yang lebih memilih mampir. Berkumpul bersama teman-teman lainnya, di depan Gedung Serbaguna. Aku dan Basir masih lanjut, menelusuri jalan di samping lapangan ini.
Kami berhenti pada tempat, yang bisa dilalui kendaraan. Bisa masuk menggunakan kendaraan, terutama motor. Masih di jalan pinggir lapangan, kami memperhatikan bendera-bendera panjang. Salah satu bendera panjang itu, bertulis KECAMATAN BABULU.
Sedikit memperhatikan dan membaca tulisan, yang ada di bendera-bendera itu. Kami memilih masuk ke dalam lapangan, Basir masih tetap menggunakan motornya.
Malah dia menawariku untuk di bonceng lagi, tapi aku menolaknya. Aku lebih memilih untuk berjalan kaki, jaraknya pun sangat dekat. Masih bisa dijangkau, dengan hanya berjalan kaki saja.
Setelah mendekat ke serobong, ada sedikit yang tertarik untuk ku foto. Yaitu bendera kuning memanjang, seperti bendera di jalan pinggir lapangan tadi. Tapi di bendera ini bedanya, ada gambar seorang proklamator dan presiden pertama kita Bapak Ir.Soekarno.
Setelah memperhatikan bendera ini, aku melihat tiang bendera yang telah berkibar bendera lain. Itu merupakan bendera, yang dipakai latihan oleh Paskibra Babulu. Sedangkan Bendera Merah putih akan dikibarkan besok, di tiang bendera ini. Bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus.
Besoklah tugas Paskibra Babulu, mengibarkan Bendera Merah putih di lapangan Babulu. Merupakan hari, menunjukkan hasil latihan mereka selama sebulan lalu.
Baca Juga Tentang :
Upacara Bendera Di Babulu, HUT RI Ke 73
Tanpa meminta izin dengan dua orang yang ada di serobong. Aku langsung saja memfoto serobong dan podium. Tempat para hadirin dan Inspektur upacara nantinya.
Sedangkan Basir masih duduk di motor yang dia parkirkan. Setelah itu, aku langsung saja ikut dibonceng Basir menuju keluar lapangan. Melalui jalan, yang kami gunakan masuk tadi.
Sampai pada jalan yang biasa Siswa siswi lewati, di pinggir lapangan terlihat dua orang. Mereka sedang mengatur sebuah spanduk, yang akan dipakai besok. Memang sudah kami lihat mereka dari tadi, tapi ndak terlalu memperhatikan mereka.
Basir menyuruhku untuk memfoto mereka berdua. Tapi ada rasa ndak enak bila aku memfoto mereka, sedang sibuk dengan spanduknya.
Jadi kami meneruskan perjalanan, kali ini mengarah ke SMAN 4 PPU. Depan Minimarket terlihat ada serobong lagi. Basir memelankan laju motornya. Karena ada serobong mengadakan acara pernikahan, sudah dari kemarin serobong itu didirikan.
Serobong itu tepat berada di depan Minimarket, di seberang jalan yang kami lalui. Lebih tepatnya berada, pas di depan tempat terapi gratis. Perobatan yang menggunakan alat terapi, berupa kasur buatan Korea. Bila merasa cocok dan sembuh dengan alat terapi trsebut, barulah bisa membelinya.
Basir berhenti di tempat yang agak teduh, berada di depan penjual galon. Kami berhenti di sini, karena ada pohon besar tempat berteduh yang nyaman.
Kami meneruskan perjalanan, sampai pada depan samping kantor Polsek Babulu. Tapi tempat berhenti Basir dengan kantor Polsek lumayan berjarak. Jadi dia sedikit mendekat lagi, dengan hanya mendorong motornya.
Ingin memfoto kantor Polsek Babulu, karena bendera yang ramai berada di halaman depan kantor ini. Serta Bendera Merah putih di depan kantor Polsek Babulu. Selalu berkibar sepanjang waktu, ndak pada bulan Agustus saja.
Saat ingin memfoto, sayangnya baterai Hp milik Basir habis. Karena tadi dicas sebentar saja, sekarang Hp-nya ini mati total.
Dengan sedikit kecewa kami melanjutkan perjalanan, di perjalanan ada rasa ingin pulang saja. Tapi tanggung juga bila kami pulang sekarang, jadi kami memutuskan kembali jalan-jalan di sore ini.
Sampai pada tempat yang memiliki cukup ramai Bendera Merah putih. Salah satu rumah, ada yang memiliki bendera yang lumayan besar. Bendera Merah putih berukuran besar, daripada bendera-bendera milik warga lainnya.
Mengingat di depan sana ada jalan masuk menuju SMAN 4 PPU. Aku merasa sedikit ingat kembali saat pawai obor 3 hari lalu. Waktu itu aku ikut pawai juga bersama Siswa siswi MAN Babulu.
Waktu itu bersama Basir, jadi Basir memilih ikut berjalan kaki bersama teman-teman satu sekolahnya. Meskipun kami berdua ndak memakai seragam Pramuka saat itu.
Baca Juga Tentang :
Pawai Obor Di Babulu, Hari Pramuka Ke 57
Melewati jalan masuk SMAN 4 PPU, ada sebuah masjid. Di masjid itu ada halaman yang lumayan luas. Meski saat itu aku sedikit luput, ndak memperhatikan. Karena mengarahkan wajahku ke jalan raya, ada teman yang memanggil kami.
Basir memberhentikan dan memarkirkan motornya, setelah di perhatikan. Di depan masjid, diadakan lomba 17 Agustus bagi anak-anak. Sedangkan teman yang memanggil kami, merupakan salah satu panitia di acara lomba ini.
Aku dan Basir melihat-lihat lomba yang sedang berlangsung. Saat ini lomba makan, yang tentu saja rasanya sangat masam. Basir menyadari kebanyakan di acara lomba ini adalah anak-anak dan ibu-ibu. Sedikit bapak-bapaknya, sedangkan pemudanya yang menjadi panitia.
Aku merasa sangat di sayangkan, karena melewatkan untuk memfoto lomba ini. Rasanya ingin masih berlama-lama di sini, melihat lomba anak-anak. Sedangkan untuk lomba orang dewasanya, akan dilakukan besok.
Kami memilih melanjutkan perjalanan, menggunakan sepeda motor di jalan raya. Tapi menurut kami, sudah ndak ada tempat yang cukup ramai lagi untuk di kunjungi. Baterai Hp sudah habis dari tadi, jadi kami memilih untuk pulang ke rumah saja.
Komentar
Posting Komentar