Langsung ke konten utama

Postingan

Ke Acara Akikah Bagian 6 : Pulang Menuju Rumah

Duduk di teras depan rumah sambil ngobrol dengan adek, sesekali melihat ke arah para tamu. Ingin rasanya, aku kembali melanjutkan membersihkan meja tamu. Tiba-tiba saja ada seseorang dari belakang, memasukkan tangannya ke kantong kanan celanaku. Refleks aku menahan tangan itu, setelah menoleh ke belakang kini tau sang pemilik tangan. Rupanya adalah paman penyelenggara acara Akikah kedua putranya ini. Aku pun mengendurkan tanganku dan mengatakan, ndak usah. Seakan seperti paham dengan maksud paman ini, tetapi dia sepertinya memaksa. Sesudah paman penyelenggara acara, mengeluarkan tangannya dari kantong celanaku. Kali ini aku memeriksa apa yang paman itu berikan, di dalam kantong kananku ini. Tanpa ku lihat cukup meraba di dalam kantongku, aku tau apa yang diberikan oleh paman. Terasa di tanganku benda ini adalah sebuah kertas, dengan tekstur berbeda dari kertas lainnya. Bentuk dan ukuran yang familiar, baik anak kecil sekalipun sampai orang tua. Bahwa benda berbentuk kertas...

Ke Acara Akikah Bagian 5 : Melayani Tamu Undangan

Langit masih saja terlihat mendung, tetapi sudah ndak ada tanda kalau hujan akan kembali mengguyur bumi. Walau cuaca masih seperti itu, tetapi tamu mulai bertambah banyak. Sesudah para mahasiswa tadi berpamitan, tamu lebih ramai lagi. Termasuk tamu yang lama ngobrol, bersama teman-temannya di salah satu meja dekat denganku. Karena ramainya tamu, ada beberapa meja yang terlindungi. Mengatasi ini aku berjalan pelan sambil melihat meja kosong, siapa tau ada tumpukan piringnya. Kadang juga aku mengambil piring bekas tamu, meski tamu itu masih ada di kursi mereka. Aku mengambil dengan harapan mereka bisa lebih enak mengobrolnya. Tanpa harus melihat piring kotor, atau bekas gelas air mineral di atas meja mereka. Memperhatikan meja berposisi miring, sehabis di tempati kumpulan anak perempuan tadi, kini sudah kosong. Mereka pergi, tanpa memperbaiki posisi meja merah itu. Menghampiri meja merah itu, sambil memperhatikan meja tamu lain. Karena dari tadi meja ini kosong, ndak ada ora...

Ke Acara Akikah Bagian 4 : Jadi Pelayan Di Acara Akikah

Selesai memasang kain penghias, terlihat kalau di serobong ini didominasi oleh warna ungu. Kecuali dua meja tamu dan sebagian meja prasmanan yang kekurangan kain taplak meja. Dengan demikian tugas kami telah selesai sudah, entah kenapa orang-orang yang ada di sekitar serobong naik ke teras rumah. Mereka menghampiri pintu masuk rumah, menjadi kerumunan seperti menunggu sesuatu. Aku yang penasaran pun, ikut bergabung dengan mereka. Rupanya mereka sedang menunggu aba-aba, perebutan jajanan yang tergantung di pelapon rumah. Aku teringat tadi malam, susah payah menggantungkan jajanan di pelapon teras ini. Setelah aba-aba di berikan, barulah orang-orang berlompatan untuk menggapai yang mereka inginkan. Baik anak-anak hingga orang tua, di dalam maupun di teras rumah. Aku ndak perlu melompat, hanya menggapai dan menarik dengan santai saja. Kalau ada jajanan yang tergantung lebih tinggi, cukup dengan sedikit menjinjit saja. Mendapatkan uang Rp 2000-an, yang disuruh untuk digantung ...

Ke Acara Akikah Bagian 3 : Paginya Hujan Gerimis

Minggu pagi, hujan deras dan bunyi guntur menggelegar terdengar dari atas atap, membuatku terbangun dari tidur nyenyakku. Aku langsung mengambil Hp-ku yang berada di celana saku belakang. Ada kancing di saku, agar Hp-ku ndak keluar dari kantong saat tertidur. Melihat jam sudah pukul lewat 5 pagi, aku baru sadar kalau di samping kananku ada ibu dan di samping ibu ada bibi. Saat bangun entah mengapa rasanya, aku ingin ke teras depan untuk melihat sepeda motorku. Terparkir pas di samping panggung, yang dipindahkan oleh seseorang tadi malam. Khawatir karena hujan dan tanah basah, bisa saja motor ku malah terbaring juga, pikirku saat itu. Jalan pelan takut membangunkan orang-orang, yang masih lelap dengan tidurnya. Meski sebagian lain, sudah ada yang sibuk dengan tugas masing-masing. Sekarang berada di teras, air hujan mengalir turun dari atas atap. Melihat sepeda motor ku aman-aman saja, merasa tenang karena terhindar dari guyuran air hujan. Ku lihat di serobong telah ada sese...

Ke Acara Akikah Bagian 2 : Malam Sebelum Acara

Setelah magrib, kini aku berada di teras depan rumah. Memperhatikan orang-orang di sana atau memainkan Hp-ku sendiri. Ku lihat di depan teras ini ada sebuah meja. Ibu-ibu yang ada di sekitar meja itu, sedang mempersiapkan makanan berupa sup. Setelah semua sup di atas meja telah tersedia untuk diambil dan disantap. Ibu-ibu yang ada di situ menyuruh untuk semua orang mengambil sup. Ada beberapa orang yang mengambil mangkuk sup di meja itu. Tetapi ada juga yang ndak mengambil sup, termasuk aku. Keasikan dengan Hp-ku sendiri, sampai-sampai ndak menghiraukan panggilan untuk mengambil sup. Entah yang ke berapa kalinya aku dipanggil, pada akhirnya aku menyerah dan mengambil satu mangkuk sup juga. Kebanyakan mengambil sambal, yang ku campurkan ke mangkuk sup ini. Baru beberapa sendok sup yang ku santap, langsung kena cegukan. bermaksud menghentikan cegukan, aku mengambil air gelas kemasan. Air gelas kemasan itu berada di atas meja, tepat di hadapan tempatku duduk. Sambil terus ber...

Senam Sehat Dan Jalan Santai Memperingati HUT RI Ke 73

HUT RI ke 73, Pemerintah Desa Babulu Darat mengadakan Senam Sehat dan Jalan Santai di Babulu. Tidak hanya warga Babulu, warga dari kecamatan lain juga mengikuti Jalan Santai ini. Diadakannya Jalan Santai di Babulu, sudah di umumkan dua hari lalu, tepatnya Jumat sore. Panggung untuk acara Jalan Santai sudah didirikan dari kemarin sore. Meski kemarin berharap akan ada Karnaval di Babulu. Memang tahun sebelumnya Karnaval dilakukan sebelum jalan santai. Malam sebelum Jalan Santai, sudah terdengar kemeriahan di Lapangan Sepak Bola Babulu. Setelah didirikannya panggung MC untuk memeriahkan Jalan Santai. Minggu 26 Agustus 2018, semangat warga Babulu untuk mengikuti Senam Sehat dan Jalan Santai tetap ramai. Meski cuaca pagi itu mendung dan sedikit gerimis. Warga dan Peserta Jalan Santai, berkumpul sekitar pukul setengah tujuh pagi. Sesuai dengan spanduk yang berada, di depan Lapangan Sepak Bola Babulu. Untuk menjadi Peserta Jalan Santai, para calon peserta harus memiliki kup...

Sehari Sebelum 17 Agustus Di Babulu

Kamis 16 Agustus 2018, waktu itu sudah sore ada niat untuk pergi ke Lapangan Sepak Bola Babulu. Sekaligus jalan-jalan, sekedar melihat sekitar Babulu di suasana 17 Agustus ini. Basir memboncengku dengan motor 2 tak-nya itu, yang bersuara lebih nyaring. Dibandingkan dengan motorku, sebab dia sudah mengganti knalpotnya. Hp-ku, sudah ndak dapat diandalkan lagi untuk sekedar memfoto. Selain itu, Hp-ku juga rusak pada layarnya yang ndak lagi berfungsi. Setelah beberapa waktu lalu, eror terserang virus. Sehingga layarnya ketika disentuh, ndak sesuai dengan keinginan, istilahnya terkena ghost touch. Namun dapat ku atasi, Hp-ku sedikit kembali normal pada layarnya. Tapi setelah itu, ada penyakit lainnya lagi. Yaitu sudah benar-benar, ndak berfungsi untuk disentuh pada layarnya. Sehingga membuatku menyerah untuk mengatasinya lagi. Terlepas dari itu, aku dan Basir jalan mengarah ke lapangan. Baru sampai di depan Sekolah SDN 001 Babulu, aku menyuruhnya untuk berhenti. Melihat ada se...